ADMINISTRATION
OF DEVELOPMENT
|
S
|
isi pertama dari administrasi
pembangunan adalah administrasi dari atau bagi pembangunan (administration of
development). Banyak cara pendekatan untuk mengkaji administrasi. Bisa dari
segi komponennya, kegiatannya maupun prosesnya. Bisa juga menggunakan
pendekatan yang relatif baru berkembang yaitu kebijaksanaan publik, seperti
yang telah diuraikan di atas. Namun, untuk dasar pemahaman dapat digunakan
pendekatan Waldo (1992), bahwa kalau kita cerminkan administrasi untuk mencari
wujudnya, maka ditemukan dua aspek, yaitu manajemen dan organisasi, sedangkan
manajemen adalah fisiologinya. Organisasi biasanya digambarkan sebagai wujud
statis dan mengikuti pola tertentu, sedangkan manajemen adalah dinamis dan
menunjukkan gerakan atau proses. Keduanya dapat digunakan untuk analisis
administrasi.
Untuk membahas
administrasi bagi pembangunan, Lebih tepat digunakan pendekatan manajemen.
Karena itu pada dasarnya dapat dikatakan Bahwa masalah administrasi bagi
pembangunan adalah masalah manajemen pembangunan. Studi mengenai manajemen
telah banyak mengilhami perkembangan. Namun teori pokoknya tidak berubah, bahwa
yaitu sekurang-kurangnya ada tiga kegiatan besar yang dilakukan oleh manajemen,
yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Fungsi manajemen pada sistem
administrasi mana pun, baik di negara yang sedang membangun maupun di negara
maju, sama saja, yang berbeda adalah penekanannya. Teknik atau metode
penyelenggaraannya juga dapat berbeda tergantung pada pengaruh berbagai faktor,
seperti system politik, latar belakang budaya, atau tingkat penguasaan
teknologi.
Manajemen pembangunan
adalah manajemen publik dengan ciri-ciri yang khas, seperti juga administrasi
pembangunan adalah administrasi publik (negara) dengan kekhasan tertentu. Untuk
analisis manajemen pembangunan dikenali beberapa fungsi yang cukup nyata
(district), yakni: (1) perencanaan, (2) pengerahan (mobilisasi) sumber daya,
(3) pengerahan (menggerakkan) partisipasi masyarakat, (4) penganggaran, (5)
pelaksanaan pembangunan yang ditangani langsung oleh pemerintah, (6)
koordinasi, (7) pemantauan dan evaluasi dan (8) pengawasan. Di bawah ini akan
diuraikan lebih lanjut berbagai fungsi tersebut, dan dilengkapi dengan (9)
peran informasi yang amat penting sebagai instrumen atau perangkat bagi
manajemen. Administrasi pembangunan mencangkup dua pengertian, yaitu
administrasi dan pembangunan. Administrasi adalah keseluruhan proses
pelaksanaan keputusan – keputusan yang telah diambil dan diselenggarakan oleh
dua atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya,
sedangkan pembangunan didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu
negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa
(nation-building).
Ada beberapa pengertian
administrasi pembangunan menurut para ahli. Hiram S. Phillips mendefinisikan
administrasi pembangunan sebagai rather than the traditional term of public
administration to indicate the need for a dynamic process designed particularly
to meet requirements of social and economic changes.
TEORI-TEORI POSITIVIS
1. Realisme
Realisme, sebagai
tanggapan terhadap liberalisme, pada intinya menyangkal bahwa negara-negara
berusaha untuk bekerja sama. Para realis awal seperti E.H. Carr, Daniel
Bernhard, dan Hans Morgenthau berargumen bahwa, untuk maksud meningkatkan
keamanan mereka, negara-negara adalah aktor-aktor rasional yang berusaha
mencari kekuasaan dan tertarik kepada kepentingan diri sendiri
(self-interested). Setiap kerja sama antara negara-nge dijelaskan sebagai
benar-benar insidental. Para realis melihat Perang Dunia II sebagai pembuktian
terhadap teori mereka. Perlu diperhatikan bahwa para penulis klasik seperti
Thucydides, Machiavelli, dan Hobbes sering disebut-sebut sebagai “bapak-bapak
pendiri” realisme oleh orang-orang yang menyebut diri mereka sendiri sebagai
realis kontemporer. Namun, meskipun karya mereka dapat mendukung doktrin
realis, ketiga orang tersebut tampaknya tidak mungkin menggolongkan diri mereka
sendiri sebagai realis (dalam pengertian yang dipakai di sini untuk istilah
tersebut). Administrasi pembangunan
lebih bersikap sebagai ”development agent”, yakni kemampuan untuk merumuskan kebijaksanaan –
kebijaksanaan pembangunan dan pelaksanaan yang efektif, serta sebagai kemampuan
dan pengendalian instrumen – instrumen bagi pencapaian tujuan – tujuan
pembangunan, administrasi pembangunan harus mengaitkan diri dengan substansi
perumusan kebijaksanaan dan pelaksanaan tujuan – tujuan pembangunan di berbagai
bidang yaitu ekonomi, sosial, budaya, dan lain – lain.
2. Liberalisme/idealisme/Internasionalisme Liberal
Teori hubungan
internasional liberal muncul setelah Perang Dunia I untuk menanggapi
ketidakmampuan negara-negara untuk mengontrol dan membatasi perang dalam
hubungan internasional mereka. Pendukung-pendukung awal teori ini termasuk
Woodrow Wilson dan Normal Angell, yang berargumen dengan berbagai cara bahwa
negara-negara mendapatkan keuntungan dari satu sama lain lewat kerjasama dan
bahwa perang terlalu destruktif untuk bisa dikatakan sebagai pada dasarnya
sia-sia. Liberalisme tidak diakui sebagai teori yang terpadu sampai paham
tersebut secara kolektif dan mengejek disebut sebagai idealisme oleh E.H. Carr.
Sebuah versi baru “idealisme”, yang berpusat pada hak-hak asasi manusia sebagai
dasar legitimasi hukum internasional, dikemukakan oleh Hans Kóchler.
adanya suatu orientasi
administrasi untuk mendukung pembangunan. Administrasi bagi perubahan –
perubahan ke arah keadaan yang dianggap lebih baik. Keadaan yang lebih baik ini
bagi negara – negara baru berkembang dinyatakan dengan usaha ke arah
modernisasi, atau pembangunan bangsa atau pembangunan sosial ekonomi. Di dalam
administrasi pembangunan, diberikan uraian mengenai saling kait – berkaitnya
administrasi dengan aspek – aspek
pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan lain – lain.
Kedua, adanya peran administrator sebagai unsur pembangunan. Peranan serta
fungsi pemerintah sangat erat kaitannya
dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Administrator juga dapat
menciptakan suatu sistem dan praktek administrasi yang membina partisipasi
dalam pembangunan. Ketiga, perkembangan, baik dalam ilmu maupun pelaksanaan
perencana pembangunan terdapat orientasi yang semakin besar memberikan perhatian
terhadap aspek pelaksanaan rencana. Suatu perencanaan yang berorientasi pada
pelaksanaannya akan lebih banyak memperhatikan aspek administrasi dalam aspek
pembangunannya. Keempat, administrasi pembangunan masih berdasarkan pada
prinsip – prinsip administrasi negara. Namun, administrasi pembangunan memiliki
ciri – ciri yang lebih maju daripada administrasi negara.
3. Marxisme
Teori Marxis dan teori
Neo-Marxis dalam HI menolak pandangan realis/liberal tentang konflik atau kerja
sama negara, tetapi sebaliknya berfokus pada aspek ekonomi dan materi. Marxisme
membuat asumsi bahwa ekonomi lebih penting daripada persoalan-persoalan yang
lain; sehingga memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagai fokus studi. Para
pendukung Marxis memandang sistem internasional sebagai sistem
kapitalisterintegrasi yang mengejar akumulasi modal (kapital). Dengan demikian,
periode kolonialisme membawa masuk pelbagai sumber daya untuk bahan-bahan
mentah dan pasar-pasar yang pasti (captive markets) untuk ekspor, sementara
dekolonisasi membawa masuk pelbagai kesempatan baru dalam bentuk dependensi
(ketergantungan). Berkaitan dengan teori-teori Marx adalah teori dependensi
yang berargumen bahwa negara-negara maju, dalam usaha mereka untuk mencapai
kekuasaan, menembus negara-negara berkembang lewat penasihat politik,
misionaris, pakar, dan perusahaan multinasional untuk mengintegrasikan
negara-negara berkembang tersebut ke dalam sistem kapitalis terintegrasi untuk
mendapatkan sumber-sumber daya alam dan meningkatkan dependensi negara-negara
berkembang terhadap negara-negara maju. Teori-teori Marxis kurang mendapatkan
perhatian di Amerika Serikat di mana tidak ada partai sosialis yang signifikan.
Teori-teori ini lebih lazim di pelbagai bagian Eropa dan merupakan salah satu
kontribusi teoritis yang paling penting bagi dunia akademis Amerika Latin,
sebagai contoh lewat teologi Namun, teori Marxisme bertolak belakng dengan
kedua teori tersebu, PASCA-POSITIVIS/REFLEKTIVIS
Teori Modernisasi
adalah teori
pembangunan yang menyatakan bahwa pembangunan dapat dicapai melalui mengikuti
proses pengembangan yang digunakan oleh negara-negara berkembang saat ini.
Teori tindakan Talcott Parsons ‘mendefinisikan kualitas yang membedakan
“modern” dan “tradisional” masyarakat. Pendidikan dilihat sebagai kunci untuk
menciptakan individu modern. Teknologi memainkan peran kunci dalam teori
pembangunan karena diyakini bahwa teknologi ini dikembangkan dan diperkenalkan
kepada negara-negara maju yang lebih rendah akan memacu pertumbuhan ekonomi.
Salah satu faktor kunci dalam Teori Modernisasi adalah keyakinan bahwa
pembangunan memerlukan bantuan dari negara-negara maju untuk membantu
negara-negara berkembang untuk belajar dari perkembangan mereka. Dengan
demikian, teori ini dibangun di atas teori bahwa ada kemungkinan untuk
pengembangan yang sama dicapai antara negara maju dan dikembangkan lebih
rendah.
Ruang Lingkup Administrasi
Pembangunan
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo,
ada beberapa gambaran mengenai ruang lingkup administrasi pembangunan. Pertama,
administrasi pembangunan mempunyai dua fungsi, yaitu the development of administration dan the administration of
development. The development of
administration menyangkut usaha penyempurnaan organisasi, pembinaan lembaga
yang diperlukan, kepegawaian, tata kerja, dan pengurusan sarana – sarana
administrasi lainnya, sedangkan the administration of development menyangkut
masalah perumusan kebijaksanaan – kebijaksanaan dan program – program
pembangunan di berbagai bidang serta pelaksanaannya secara efektif. Kedua, administrasi untuk pembangunan dapat
dibagi menjadi dua subfungsi. Pertama, perumusan kebijaksanaan pembangunan.
Formulasi kebijaksanaan negara atau pemerintah tidak hanya dilakukan dalam
proses administrasi, tetapi juga dalam tingkat tertentu dalam proses politik.
Kebijaksanaan dan program dirumuskan dalam suatu rencana pembangunan. Mekanisme
dan tata kerja dalam proses analisa, perumusan dan pengambilan keputusan
mengenai kebijaksanaan dan program pembangunan tersebut dapat diupayakan untuk
disempurnakan. Kedua, pelaksanaan dari kebijaksanaan dan program tersebut
dahulu secara efektif. Untuk melakukannya, administrator memerlukan penyusunan
instrumen – instrumen yang baik. Ada dua kegiatan yang mendapat perhatian.
Pertama, masalah kepemimpinan, koordinasi, pengawasan, dan fungsi administrator
sebagai unsur pembangunan. Kedua, pengendalian atau pengurusan yang baik dari
administrasi fungsionil, seperti perlembagaan dalam arti sempit, kepegawaian,
pembiayaan pambangunan, dan lain – lain sebagai sarana pencapaian tujuan
kebijaksanaan dan program pembangunan.
Paradigma menjadi konsep yang
menarik perhatian ilmuwan sejak Thomas Kuhn menulis buku ”The Structure of
Scientific Revolution”. Sungguh pun latar belakang Kuhn adalah bidang ilmu
alam, namun pandangan paradigmatik Kuhn banyak mempengaruhi pengamat dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan sosial, termasuk ilmu administrasi negara.
Untuk memahami perkembangan
paradigma dalam ilmu administrasi negara, perlu diketahui terlebih dahulu apa makna dari paradigma.
Secara etimologis, kata “paradigm” berasal dari bahasa Yunani “paradeigma” yang
berarti pola ( pattern) atau contoh (example). Oxford English Dictionary
merumuskan paradigma sebagai “ a pattern or model, an exemplar”.
Secara
umum paradigma diartikan sebagai :
•
Cara kita memandang sesuatu (point of view), sudut pandang, atau keyakinan
(belief).
•
Cara kita memahami dan menafsirkan suatu realitas.
•
Paradigma seperti ‘peta’ atau ‘kompas’ di kepala. Kita melihat atau memahami
segala sesuatu sebagaimana yang seharusnya .
American
Heritage Dictionary merumuskan paradigma sebagai :
•
Serangkaian asumsi, konsep, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang diyakini oleh
suatu komunitas dan menjadi cara pandang
suatu realitas ( A set of assumptions, concepts, and values, and practices that
constitutes a way of viewing reality for the community that shares them).
Thomas
Kuhn :
Paradigma adalah suatu cara
pandang , nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan
sesuatu masalah , yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada masa tertentu.
Menurut Thomas Kuhn , krisis akan
timbul apabila suatu permasalahan yang dihadapi masyarakat tidak dapat dijelaskan
atau tidak dapat dipecahkan secara memuaskan dengan menggunakan pendekatan
suatu paradigma. Krisis ini akan mendorong suatu “scientific revolution” di
kalangan masyarakat ilmuwan untuk melakukan penilaian atau pemikiran kembali
paradigma yang ada dan mencoba menemukan paradigma baru yang dapat memberikan
penjelasan dan alternatif pemecahan yang dihadapi secara lebih memuaskan.
Sumber
:
Tri
Kadarwati. 2001. Administrasi Negara Perbandingan. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Yeremias
T. Keban. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep, Teori dan Isu.
Penerbitan Gaya Media. Yogyakarta
Owen
E.Hughes. Public Management and Administration: An Introduction. St. Martin’s
Press,Inc. New York.1994
Janet
V. Dernhart dan Robert B. Dernhart. 2003. The New Public Service : Serving, not
Steering. M.E Sharpe, New York.
Robert
B. Dernhart. 2008. Theories of Public Organization. Thomson & Wadsworth.
USA.Fifth Edition
Tidak ada komentar:
Posting Komentar